23 November 2015

Tolak PHK Massal, Ribuan Buruh Gelar Unjuk Rasa 1 September

Tolak PHK Massal, Ribuan Buruh Gelar Unjuk Rasa 1 September

Massa buruh yang tergabung dalam beberapa konfederasi serikat buruh seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), dan Organisasi Pekerja Seluruh Indoneisa (OPSI) amelakukan aksi unjuk rasa pada 1 September 2015.

Mereka inign menyuarakan beberapa tuntutan, antara lain menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) dan juga menuntut kenaikan upah, menyusul perlambatan ekonomi yang sedang terjadi saat ini.

Para buruh berkumpul sejak 10.00 WIB di Patung Kuda Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Aksi unjuk rasa tersebut dikawal oleh sejumlah aparat Polri. Awalnya, aparat polri sempat mengarahkan para buruh untuk tidak ke Istana Merdeka, dan melakukan unjuk rasa di lapangan Monas. Namun, buruh menolak dan bersikeras berjalan ke Istana Merdeka.

“Kami ingin berunjuk rasa di depan Istana, tidak di Silang Monas,” tegas Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Opsi), Timboel Siregar. Timboel mengatakan, massa yang turun ke jalan yang berunjuk rasa saat ini berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Selain di Istana, para buruh juga akan berunjuk rasa di Kementrian Kesehatan dan Kementrian Ketenagakerjaan.

Said Iqbal sebagai Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menyatakan bahwa akan menjamin ketertiban para buruh dalam berlangsungnya unjuk rasa.

Lalu, Ketua Bidang Keorganisasian Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Obon Tabroni mengungkapkan, sekitar 25.000 buruh dari tujuh kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, bergabung dalam aksi di Depan Istana
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi, Darwoto, mengatakan aksi buruh 1 September ini  tidak berdampak pada operasional pabrik.


Description: Macintosh HD:Users:adisutrisno:Documents:IMG_5321.JPG
Para buruh sedang berjalan dari Patung Kuda menuju Istana Merdeka.
Foto diambil dari : BBC Indonesia.

"Demo lagi?" Begitu curahan hati warga kelas menengah di media sosial menyikapi rencana aksi unjuk rasa buruh pada Selasa 1 September, 2015. Beberapa tanggapan masyarakat mengarah pada kepentingan politik para aktor-aktor politik. "Gerakan ini dimotori oleh serikat pendukung Prabowo, jadi bermuatan politis dan dilakukan untuk popularitas. Lebih dari itu, kami melihat juga ada isu yang kanan sekali, yaitu soal anti-pekerja asing," kata Paulus Suryanta Ginting, dari Pusat Perlawanan Rakyat Indonesia, organisasi multisektor yang beranggotakan buruh, kaum miskin kota, dan budayawan. Kutipan dari kompas.com (1/9/2015).

Peryataan-peryataan sensitif seperti itu memang selalu muncul pada aksi unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung. Tetapi, hal lain yang harus diketahui oleh masyarakat luas ialah para buruh tidak hanya menuntut keperluannya saja, melainkan juga memperjuangkan hal-hal yang memiliki dampak kepada publik. Salah satunya, buruh menuntut pemerintah segera menururnkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan sembako. Hal ini agar daya beli masyarakat agar meningkat lagi.

Disamping itu, tuntutan buruh lainnya ialah mendesak pemerintah agar tidak mempekerjakan tenaga kerja asing yang tidak memiliki keahlian. Karena, pemerintah memiliki kebijakan yakni tidak mewajibkan penguasaan bahasa Indonesia kepada pekerja asing di Indonesia, hal ini akan banyak memunculkan tenaga kerja asing illegal di Indonesia.

Ada pula permintaan  buruh untuk perbaikan pelayanan kesehatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). “Sampai saat ini pelayanan kesahatan oleh BPJS masih sangat mengecewakan,” ujar Timboel Siregar.

Masih banyak hal lainnya yang menjadi tuntutan para buruh, tetapi yang utama ialah menolak PHK massal dan tuntut kenaikan upah. Berdasarkan laporan, sejumlah perusahaan telah melakukan PHK. Di Kabupaten Bogor, misalnya, menurut Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan, Azzahir, sebanyak 56 perusahaan telah menurunkan tingkat produksinya, terutama yang bahan bakunya impor.


Meinia Mutiara Sari (TTN)
000 0000 1021





Tidak ada komentar:

Posting Komentar