16 November 2015

“DAMPAK ASAP DARI PULAU SUMATERA”

Teriknya matahari sudah tidak rasakan lagi oleh penduduk Indonesia yang menetap di pulau Sumatera.
Kebarakan hutan dan lahan yang menutup langit Sumatera dan Kalimantan ini bukan hanya menurunkan kualitas udara, namun juga mengganggu langit negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
 
(Foto disebelah kiri merupakan kondisi Danau Toba setelah terkena kabut asap, foto disebelah kanan merupakan kondisi Danau Toba sebelum terkena kabut asap. *gambar diambil dari linkis.com)


Dampak asap ini dinilai sangat merugikan, mulai dari maslaah kesehatan para penduduk, pembatalan penerbangan hingga polusi yang berdampak hingga ke negara Singapura dan Malaysia.

Kabut yang semakin tebal di daerah Sumatera khususnya Riau ini sudah mulai menjatuhkan para korban. Masalah yang dihadapi oleh warga antara lain gangguan pernafasan sehingga para warga dianjurkan untuk selalu menggunakan masker agar terhindar dari abu sisa kebaran hutan.

Di Jambi, kegiatan belajar mengajar disekolah juga diliburkan selama tujuh hari akibat dari kabut asap. Sekolah yang diliburakan aadalah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Di Jambi sendiri, sinar matahari tidak dapat menembus pekatnya asap. Sehingga untuk sementara waktu maskapai penerbangan tidak bisa beroperasi. “seluruh aktifitas penerbangan hari ini tidak berjalan karena jarak pandang tidak aman untuk aktifitas penerbangan,” ujar Manager Operasional Bandara Sultan Thaha, Gurit Setiawan.

Di Palembang, maskapai Garuda Indonesia meniadakan penerbangan pagi pukul 06:00-09:00 hingga sepekan kedepan. Selain pembatalan, tiga penerbangan dari Garuda Indonesia pukul 06:00-09:00 digeser ke waktu yang lebih siang. Jadwal pergeseran adalah rute oenerbangan Palembang-Jakarta, Palemban-Medan, dan Palembang-Bengkulu.

Tidak hanya dinegara sendiri, kabut asap juga berdampak ke negara tengga seperti Singapura dan Malaysia. Di Singapura Utara, kabut asap sudah mulai telihat dari jendela apartemen dan mengganggu pernafasan. “Kalau nafas, rasanya lebih berat,” ujar Andi, pegawai kantoran

Kampanye yang bertajuk “Gerakan 10.000 Langkah Merdeka” akan dibatalkan oleh Departemen Kesehatan Negara Bagian Kedah, Malaysia karena kabut asap. Acara ini dibatalkan karena polutan udara didaerah Taman Jubille Perak sudah mencapai level yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat mengganggu pernafasan.


Sherly Wulansari Supatra (TTN)
1305003519

16 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar