22 November 2015

“Penjual Air Mineral Berusia Satu Abad”

“Penjual Air Mineral Berusia Satu Abad”
Oleh : M E L L Y S A

Apakah yang Anda bayangkan mengenai kehidupan di masa tua?  Tentunya, banyak orang menginginkan kehidupan yang nyaman tanpa harus memikirkan ini-itu.  Namun, hal ini berbeda dengan nasib Kakek Gilo, di masa senjanya ia masih harus berjualan air mineral di di daerah Kompleks Merpati, tepatnya di jembatan antara Kompleks Citra 2 dan Citra 2 Extension, Kalideres. 

M
atahari siang sedang bersinar dengan gagahnya.  Puluhan kendaraan bermotor berlalu-lalang.  Bunyi knalpot dan asap kendaraan pun semakin menambah kebisingan tempat itu.  Seorang kakek dengan wajah keriput terlihat duduk di sisi jembatan.  Di depannya terdapat sebuah keranjang biru berisi nasi bungkus dan barang asongan.  Terik matahari seolah tak dihiraukannya. 
             


Kakek berusia 95 tahun ini, merantau dari kampungnya di Semarang ke ibukota pada tahun 1961. Ia sudah menjadi ped agang asongan sebelum masa reformasi pada 1998 dulu.  Kakek Gilo sudah berjualan disini  selama 2 tahun.  Sebelumnya, ia berdagang keliling di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. 

“Saya sudah tua, saya jadi mangkal saja.  Toh di sini juga ramai,” ujar Kakek Gilo. 

Kakek Gilo memiliki seorang istri dan 5 orang anak.  Kelima anaknya juga sudah menikah, dan ia telah memiliki banyak cucu.  Di umurnya yang hampir seabad, ia masih bekerja untuk menafkahi istrinya. 

Gak biasa gak kerja, saya gak enak nganggur di rumah, jadi omongan tetangga entarBini saya juga sakit, sudah tidak bisa cari duit.  Jadi saya harus kerja,” ucapnya. 

Sungguh seorang kakek yang giat dan pekerja keras.  Ia juga tidak ingin membebani kelima anaknya.  Menurutnya, anak-anaknya masih harus menghidupi cucunya. 

“Saya masih bisa kerja dan gak mau repotin anak-anak saya.   Mereka kan sudah berkeluarga, jadi punya tanggungan masing-masing,” ungkap Kakek. 

Berapapun uang yang ia bawa ke rumah, ia tetap bersyukur.  Menurutnya, kesehatan merupakan harta yang paling berharga.  

Alhamdulillah, biasanya sehari saya dapat 50-60 ribuan.  Kalo lagi rame ya 80-100 ribuan.  Tapi berapapun saya ngak masalah, sehat saja saya sudah bersyukur,” ungkap Kakek Gilo seraya memberikan uang kembalian pada pembeli. 

Endang, salah seorang pembeli air mineral mengatakan bahwa Kakek Gilo ini adalah orang yang baik dan ramah.  


"Saya sering membeli air di Kakek Gilo, orangnya baik.  Saya juga salut sama beliau, sudah tua masih rajin kerja, kita aja yang masih muda kadang, bangun pagi udah males," ujar Endang.  

Begitulah kisah Kakek Gilo si pekerja keras.  Usia dan keadaan fisiknya yang sudah tak sekuat dulu, tak menghalanginya untuk bekerja.  Ketekunan dan tekadnya untuk bekerja merupakan salah satu teladan yang harus kita contoh.  Generasi muda seringkali bermalas-malasan, harusnya kebiasaan buruk ini dapat kita hilangkan. 






Mellysa (TuA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar