“Penjual Air Mineral
Berusia Satu Abad”
Oleh : M E L L Y S A
Apakah yang Anda bayangkan mengenai kehidupan di masa
tua? Tentunya, banyak orang menginginkan
kehidupan yang nyaman tanpa harus memikirkan ini-itu. Namun, hal ini berbeda dengan nasib Kakek
Gilo, di masa senjanya ia masih harus berjualan air mineral di di daerah
Kompleks Merpati, tepatnya di jembatan antara Kompleks Citra 2 dan Citra 2
Extension, Kalideres.
M
|
atahari siang sedang bersinar dengan gagahnya. Puluhan kendaraan bermotor
berlalu-lalang. Bunyi knalpot dan asap
kendaraan pun semakin menambah kebisingan tempat itu. Seorang kakek dengan wajah keriput terlihat
duduk di sisi jembatan. Di depannya terdapat
sebuah keranjang biru berisi nasi bungkus dan barang asongan. Terik matahari
seolah tak dihiraukannya.
Kakek berusia 95 tahun ini, merantau dari kampungnya di
Semarang ke ibukota pada tahun 1961. Ia sudah menjadi ped agang asongan sebelum
masa reformasi pada 1998 dulu. Kakek
Gilo sudah berjualan disini selama 2
tahun. Sebelumnya, ia berdagang keliling
di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.
“Saya sudah tua, saya jadi mangkal saja. Toh di sini
juga ramai,” ujar Kakek Gilo.
Kakek Gilo memiliki seorang istri dan 5 orang anak. Kelima anaknya juga sudah menikah, dan ia
telah memiliki banyak cucu. Di umurnya
yang hampir seabad, ia masih bekerja untuk menafkahi istrinya.
“Gak biasa gak kerja, saya gak enak nganggur di rumah, jadi omongan tetangga entar, Bini
saya juga sakit, sudah tidak bisa cari duit.
Jadi saya harus kerja,” ucapnya.
Sungguh seorang kakek yang giat dan pekerja keras. Ia juga tidak ingin membebani kelima
anaknya. Menurutnya, anak-anaknya masih
harus menghidupi cucunya.
“Saya masih bisa kerja dan gak mau repotin anak-anak saya.
Mereka kan sudah berkeluarga, jadi punya tanggungan masing-masing,”
ungkap Kakek.
Berapapun uang yang ia bawa ke rumah, ia tetap
bersyukur. Menurutnya, kesehatan
merupakan harta yang paling berharga.
“Alhamdulillah,
biasanya sehari saya dapat 50-60 ribuan.
Kalo lagi rame ya 80-100 ribuan.
Tapi berapapun saya ngak masalah, sehat saja saya sudah bersyukur,”
ungkap Kakek Gilo seraya memberikan uang kembalian pada pembeli.
Endang,
salah seorang pembeli air mineral mengatakan bahwa Kakek Gilo ini adalah orang
yang baik dan ramah.
"Saya
sering membeli air di Kakek Gilo, orangnya baik. Saya juga salut sama
beliau, sudah tua masih rajin kerja, kita aja yang masih muda kadang, bangun
pagi udah males," ujar Endang.
Begitulah kisah Kakek Gilo si pekerja keras. Usia dan keadaan fisiknya yang sudah tak
sekuat dulu, tak menghalanginya untuk bekerja.
Ketekunan dan tekadnya untuk bekerja merupakan salah satu teladan yang
harus kita contoh. Generasi muda
seringkali bermalas-malasan, harusnya kebiasaan buruk ini dapat kita
hilangkan.
Mellysa (TuA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar