22 November 2015

Derajat Gadget lebih Tinggi Dari Prioritas? (Tamara Anastasia Wijaya)

“katanya sih ngumpul…tapi….malah maen hp”

Yaitullah salah satu kalimat yang sering terucap jaman sekarang  kalau anak remaja ngumpul-ngumpul. Gak heran beberapa dari mereka disebut sebagai “ansos” kalau lagi ngumpul, karena pandangan mereka hanya tertujukan pada handphone yang mereka gunakan. Entah bermain game, maupun asik dengan media sosial yang digunakan. Gadget memang sangatlah penting bagi kita semua, untuk mengetahui informasi-informasi terkini, atau informasi tentang hal yang kita tidak ketahui, untuk tetap keep in touch dengan kerabat kita. Tapi semua itu tentu memiliki dampak negative nya masing-masing.

Contoh simplenya aja, ketika mahasiswa sedang berkuliah. Dosen menjelaskan dengan slide, pada normalnya mahasiswa akan mencatat apa yang diterangkan oleh dosen melalui slide. Tapi mahasiswa yang “normal” akan segera mengambil handphone mereka lalu membuka aplikasi camera, dan dengan segera memfoto slide yang dijelaskan oleh dosen. Atau yang lebih simple lagi adalah, mahasiswa tinngal membuka aplikasi voice record lalu diletakan didepan meja kelas.


“kayaknya engga deh, soalnya kan kita kaya lebih penting kuliah dari pada gadget. Soalnya gak semua didapeting dr gadget” ujar Danny  salah satu mahasiswa akuntansi kampus ternama didaerah karawaci tanggerang selatan. Baginya gadget itu penting, tapi tetap lebih penting prioritas utamanya yaitu berukuliah. Laki-laki dengan alis tebal ini pun berpendapat bahwa pengaruh gadget sekarang memang positif. Tetapi tentu juga ada sisi negativnya, yaitu saat kita semua katanya “ngumpul” bareng, taunya sih malah sibuk sama gadget masing-masing. Moment dimana harusnya kita semua bercanda tawa dengan kerabat, malah menjadi moment diam dan sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Entah chat sama pacar ataupun sibuk buka path atau intagram. Dan yang lebih disayangan lagi adalah dengan adaanya aplikasi terbaru yaitu “snapchat”,aplikasi tersebut adalah salah satu aplikasi dimana kita dapat mengirimkan foto kita dengan tulisan. tidak heran jika jama ini, sering ditemukan orang-orang yang berfoto sambil jalan. Habit tersebut adalah habit yang buruk jika dilihat oleh orang banyak.

Malu? Tentu aja engga, bagi sebagian besar orang yang memakai aplikasi ini merasa tidak peduli dengan apa yang dilakukannya. “yaelah bodo mata sih org ngmg apa yang penting bagus” kalo kata anak muda yang dipegaruhi oleh perkembangan teknologi yang ada. 



Tamara Anastasia Wijaya (1305003615 TuA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar