21 November 2015

Gempita ISL

     Siapa yang tidak tahu mengenai perhelatan ISL? Warga UPH paling tidak pasti pernah mendengar istilah ini. Pertandingan antar jurusan yang diadakan setiap tahun ini tentu melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya. Lantas siapa yang menjadi salah satu suksesornya? 


“HU ! ILKOM ILKOM ! HU ! ILKOM ILKOM !” sorak-sorai seperti ini pasti sering terdengar dari para supporterjurusan Ilmu Komunikasi ketika menonton perwakilan jurusan mereka bertanding dalam Internal Sport League (ISL) yang diadakan di UPH. Teriakan kencang dan jumlah supporter yang cukup banyak ditujukan untuk menyemangati para atlet yang sedang bermain. Sejauh ini, pertandingan olahraga antar jurusan yang dimulai sejak 22 Oktober 2015 tersebut terbilang sukses. Namun siapa sangka, perhelatan besar ini hanya memakan waktu satu bulan persiapan.
           “Sebenarnya kita baru perekrutan (panitia) itu tanggal 3 September, mulai ajak-ajakin orang-orang yang tahun lalu pernah jadi panitia dan memang tahun ini mau lanjut, baru kita adain rapat kerja tanggal 22 September”, ujar Helenna Claudia Thasya, selaku ketua ISL musim 2015/2016. Cewek yang akrab di sapa Helen ini menambahkan, persiapan singkat ISL sebetulnya tidak terlalu membuatnya pusing karena ia di dampingi oleh advisor, steering committee, dan panitia-panitia yang memang sudah pernah menjadi panitia ISL sebelumnya sehingga mereka sudah mengertijobdesk masing-masing. “Jadi gue disini lebih mengarahkan sama monitoring aja sih,” ujarnya.
          Jika tahun-tahun sebelumnya ISL selalu memiliki dua orang ketua acara, tahun ini, Helen hanya berdiri sendiri sebagai seorang ketua. “Sebenernya gue gak punya pilihan, gue ditunjuk buat jadi ketua ISL. Tadinya gue mau partner-an sama satu temen gue karena cocok banget kerja sama dia, tapi pertimbangannya adalah dia pulang-pergi, jadi susah gitu, kasian dianya juga,” jawab Helen.
          Berusaha memberikan apa yang seharusnya menjadi kebutuhan mahasiswa dan liga itu sendiri, tetap saja Helen dan panitianya sering kali dituntut untuk melaksanakan apa yang di inginkan para mahasiswa. “Kita sering diminta untuk menyediakan yang mereka mau, tapi kita tau hal tersebut bukan yang mereka butuhkan.” Ia bercerita, ada beberapa jurusan yang agak ‘rewel’, sering terjadi miss pada manager dan dampaknya tidak hanya bagi jurusan mereka, tapi juga bagi jurusan lain. “Contoh, kita berikan prosedur pergantian jadwal tanding itu H-7 sebelum pertandingan, dan pemain yang tidak bisa bertanding harus 3 per 4 jumlah pemain. Ada jurusan-jurusan yang kurang notice sama rules. Tiba-tiba H-3 baru bilang gak bisa tanding, itu kan bikin repot kitanya juga. Kalau bilang dari jauh-jauh hari kan kita bisa bantu atur jadwalnya.”

      Biasanya, ISL hanya mempertandingkan tiga cabang olahraga, yaitu basket, sepakbola dan dodgeball. Musim ini, ISL memiliki dua cabang olahraga baru yang dipertandingkan, yaitu futsal dan renang. Ketika ditanya mengapa cabang tersebut baru diadakan sekarang, mahasiswi jurusan Management angkatan 2013 ini menjawab santai, “yang kita lihat sih, kebutuhannya baru sekarang. Dari tahu ke tahun kita mau ISL berkembang. Sebelum menambahkan cabang olahraga ini juga kita liat dari jumlah mahasiswanya dan dari fasilitasnya. MSV (lapangan futsal UPH) nih selalu penuh, banyak banget yang main futsal. Selagi kita punya fasilitas mengapa tidak dimaksimalkan dengan mengadakan ISL di bidang itu. Kita juga bisa bantu anak-anak menyalurkan passion-nya di bidang itu.” Helen mengaku penambahan cabang olahraga futsal dan renang ini juga merupakan saran dari advisor yang membimbingnya.
          Untuk hadiah bagi para pemenang, memang panitia ISL tidak memberikanya dalam bentuk uang tunai. Juara 1-3 akan mendapat piala, yang merupakan kontribusi dari sponsor. Selain juara untuk jurusan yang bertanding, ISL juga memberikan beberapa awards seperti best team dan MVP. “MVP ini akan dipilih dari ISL All Star. Pemilihan ISL All Star akan dilakukan oleh panitia, dengan mengambil pemain-pemain terbaik dari tiap jusuan untuk kemudian di bagi menjadi dua tim (team East dan team West) yang akan dipertandingkan. Penonton yang hadir dalam pertandingan ISL All Star ini nanti yang akan melakukan voting untuk menentukan MVP dari cabang olahraga tersebut,” tutur Helen.

       “Gue melihat anak-anak UPH tuh kebanyakan apatis, kurang ada pride buat jurusannya. Mungkin ada jurusan yang memang udah bagus, tapi mostly banyak anak-anak yang kurang ada pride terhadap jurusannya. Gue mau melalui kompetisi olahraga ini, orang jadi punya rasa kepemilikan yang lebih, ada rasa pride terhadap jurusannya karena kan yang berjuang mereka, yang susah dari awal mereka, bawa nama jurusan harusnya jadi kebanggan sendiri buat mereka,” ungkap Helen. Ia menambahkan, melalui ISL, orang-orang yang terlibat bisa saling kenal satu sama lain dan membangun koneksi sebanyak-banyaknya. Melalui hal kecil seperti ini, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, siapa orang ini, apa yang bisa dia bantu untuk kita. Semoga harapan Helen terwujud ya!



Evi Elvina (TuA)
00000000402

Tidak ada komentar:

Posting Komentar