Siapa yang tidak tahu mengenai perhelatan ISL? Warga UPH paling tidak pasti pernah mendengar istilah ini. Pertandingan antar jurusan yang diadakan setiap tahun ini tentu melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya. Lantas siapa yang menjadi salah satu suksesornya?
“HU ! ILKOM ILKOM ! HU ! ILKOM ILKOM !” sorak-sorai seperti ini pasti sering terdengar dari para supporterjurusan Ilmu Komunikasi ketika menonton perwakilan jurusan mereka bertanding dalam Internal Sport League (ISL) yang diadakan di UPH. Teriakan kencang dan jumlah supporter yang cukup banyak ditujukan untuk menyemangati para atlet yang sedang bermain. Sejauh ini, pertandingan olahraga antar jurusan yang dimulai sejak 22 Oktober 2015 tersebut terbilang sukses. Namun siapa sangka, perhelatan besar ini hanya memakan waktu satu bulan persiapan.
“HU ! ILKOM ILKOM ! HU ! ILKOM ILKOM !” sorak-sorai seperti ini pasti sering terdengar dari para supporterjurusan Ilmu Komunikasi ketika menonton perwakilan jurusan mereka bertanding dalam Internal Sport League (ISL) yang diadakan di UPH. Teriakan kencang dan jumlah supporter yang cukup banyak ditujukan untuk menyemangati para atlet yang sedang bermain. Sejauh ini, pertandingan olahraga antar jurusan yang dimulai sejak 22 Oktober 2015 tersebut terbilang sukses. Namun siapa sangka, perhelatan besar ini hanya memakan waktu satu bulan persiapan.
“Sebenarnya
kita baru perekrutan (panitia) itu tanggal 3 September, mulai ajak-ajakin
orang-orang yang tahun lalu pernah jadi panitia dan memang tahun ini mau
lanjut, baru kita adain rapat kerja tanggal 22 September”, ujar Helenna Claudia
Thasya, selaku ketua ISL musim 2015/2016. Cewek
yang akrab di sapa Helen ini menambahkan, persiapan singkat ISL sebetulnya
tidak terlalu membuatnya pusing karena ia di dampingi oleh advisor, steering committee,
dan panitia-panitia yang memang sudah pernah menjadi panitia ISL sebelumnya
sehingga mereka sudah mengertijobdesk
masing-masing. “Jadi gue disini lebih
mengarahkan sama monitoring aja sih,” ujarnya.
Jika
tahun-tahun sebelumnya ISL selalu memiliki dua orang ketua acara, tahun ini,
Helen hanya berdiri sendiri sebagai seorang ketua. “Sebenernya gue gak punya pilihan, gue ditunjuk buat jadi ketua ISL. Tadinya
gue mau partner-an sama satu temen gue
karena cocok banget kerja sama dia, tapi pertimbangannya adalah dia
pulang-pergi, jadi susah gitu, kasian dianya juga,” jawab Helen.
Berusaha
memberikan apa yang seharusnya menjadi kebutuhan mahasiswa dan liga itu
sendiri, tetap saja Helen dan panitianya sering kali dituntut untuk melaksanakan
apa yang di inginkan para mahasiswa. “Kita sering diminta untuk menyediakan
yang mereka mau, tapi kita tau hal tersebut bukan yang mereka butuhkan.” Ia bercerita,
ada beberapa jurusan yang agak ‘rewel’, sering terjadi miss pada manager dan
dampaknya tidak hanya bagi jurusan mereka, tapi juga bagi jurusan lain.
“Contoh, kita berikan prosedur pergantian jadwal tanding itu H-7 sebelum
pertandingan, dan pemain yang tidak bisa bertanding harus 3 per 4 jumlah
pemain. Ada jurusan-jurusan yang kurang notice
sama rules. Tiba-tiba H-3 baru bilang
gak bisa tanding, itu kan bikin repot
kitanya juga. Kalau bilang dari jauh-jauh hari kan kita bisa bantu atur
jadwalnya.”
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRAZTvnqHHeEjJ3e9bolTUkgPfN59UDlhIZv0PacnY8dm45B7nR6U0_ce1EMthi33yc0HQd0u8ja0HUTskKaDI7NglXETXcdyOryRMiUy_4ybAA81-4sQVFtTFeZ6l-HCIUaUjYKqvDXcq/s320/P_20151118_200328.jpg)
Untuk
hadiah bagi para pemenang, memang panitia ISL tidak memberikanya dalam bentuk
uang tunai. Juara 1-3 akan mendapat piala, yang merupakan kontribusi dari
sponsor. Selain juara untuk jurusan yang bertanding, ISL juga memberikan
beberapa awards seperti best team dan MVP. “MVP ini akan dipilih
dari ISL All Star. Pemilihan ISL All Star akan dilakukan oleh panitia, dengan
mengambil pemain-pemain terbaik dari tiap jusuan untuk kemudian di bagi menjadi
dua tim (team East dan team West) yang akan dipertandingkan. Penonton yang
hadir dalam pertandingan ISL All Star ini nanti yang akan melakukan voting untuk menentukan MVP dari cabang
olahraga tersebut,” tutur Helen.
“Gue melihat anak-anak UPH tuh kebanyakan apatis, kurang ada pride buat jurusannya. Mungkin ada
jurusan yang memang udah bagus, tapi mostly
banyak anak-anak yang kurang ada pride
terhadap jurusannya. Gue mau melalui
kompetisi olahraga ini, orang jadi punya rasa kepemilikan yang lebih, ada rasa pride terhadap jurusannya karena kan
yang berjuang mereka, yang susah dari awal mereka, bawa nama jurusan harusnya
jadi kebanggan sendiri buat mereka,” ungkap Helen. Ia menambahkan, melalui ISL,
orang-orang yang terlibat bisa saling kenal satu sama lain
dan membangun koneksi sebanyak-banyaknya. Melalui hal kecil seperti ini, kita
tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, siapa orang ini, apa
yang bisa dia bantu untuk kita. Semoga harapan Helen terwujud ya!
Evi Elvina (TuA)
00000000402
Tidak ada komentar:
Posting Komentar