24 November 2015

Teror di Jantung Paris

Teror di Jantung Paris

Setangkai mawar diselipkan di kaca jendela yang lubang karena peluru di Rue de Charonne, Paris, Sabtu (14/11). Sebelumnya, banyak terjadi serangan teror  di sejumlah lokasi mengguncang Paris, termasuk sejumlah restoran di Rue de Charonne. (Repro: KOMPAS cetak/AFP/JOEL SAGET).

Penggunaan bom rompi oleh para penyerang di Eropa. Menurut para ahli, menunjukkan adanya keterlibatan seorang ahli bom dan radikalisasi oleh pelaku.
Otoritas berwenang di Perancis mengatakan, perakit menggunakan bahan aseton peroksida, dilengkapi dengan baterai, detonator, dan pecahan peluru untuk memaksimalkan jumlah korban. Karena cenderung tidak stabil, bom itu diyakini tidak dibuat di Suriah.
Maka, meskipun ada dugaan bahwa serangan itu dirancang di Suriah, para ahli berpendapat, bom itu dibuat di Eropa atau Perancis dan si pembuat masih berkeliaran di wilayah itu. Namun, para ahli keamanan  menduga pembuat bom itu bukan mereka yang meledakkan diri. "Ahli itu terlalu berharga. Dia tidak pernah berpartisipasi dalam serangan," kata Alain Chouet, mantan direktur di lembaga intelijen eksternal Perancis DGSE.
Hal ini semakin menegaskan bahwa pelaku peledakan bom adalah para rekrutan yang telah diradikalisasi. Serangan ini berbeda dengan model serangan bom tahun 2005 di London di mana penyerang memilih menggunakan bom yang diletakkan di dalam ransel.
 Teror di jantung kota Paris bukanlah serangan sembarangan. Selain terencana rapi, sejumlah ahli dan analis keamanan menyatakan teror yang disebut Presiden Perancis Francois Hollande sebagai pernyataan perang itu adalah model baru dan perluasan skala serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah.
Penulis bidang keamanan BBC, Frank Gardner, mengatakan, serangan Jumat malam yang menewaskan setidaknya 129 orang dan melukai lebih dari 300 orang itu menunjukkan perluasan dari operasi NIIS yang selama ini memusatkan serangan di Irak, Suriah, Turki, dan wilayah Timur Tengah.
Tak hanya itu, serangan ini menargetkan pusat-pusat keramaian dengan sasaran masyarakat sipil, telah menempatkan teror ini sebagai tindakan yang sangat mengkhawatirkan dan membuat dampak luar biasa.
Imbauan dari pemimpin NIIS agar para pendukung gerakan itu melakukan serangan di negara masing-masing dan semakin kuatnya penjagaan perbatasan Turki-Suriah ditengarai membuat operasi di Eropa menjadi penting. Apalagi, Perancis merupakan salah satu negara yang mendukung Amerika Serikat menggelar serangan atas posisi NIIS di Irak dan Suriah.
Hal itu makin menguatkan alasan para militan untuk menyerang Paris. Persoalannya, semua indikasi tersebut menunjukkan, teror itu tidak akan berhenti. Apalagi, NIIS telah mengancam, Perancis dan pendukungnya akan tetap berada di urutan teratas daftar target mereka. (AP/AFP/REUTERS/JOS)/KOMPAS cetak


Baca Selengkapnya :
Bom rompi di Eropa http://www.tribunnews.com/internasional/2015/11/15/spesifikasi-bom-rompi-yang-digunakan-pelaku-teror-paris
Penyerangan kantor Tabloid Charlie Hebdo
Video bom di paris
https://www.youtube.com/watch?v=e-GoCW5FK84



Tidak ada komentar:

Posting Komentar