Teror di Jantung Paris
Setangkai
mawar diselipkan di kaca jendela yang lubang karena peluru di Rue de Charonne,
Paris, Sabtu (14/11). Sebelumnya, banyak terjadi serangan teror di sejumlah lokasi mengguncang Paris,
termasuk sejumlah restoran di Rue de Charonne. (Repro: KOMPAS cetak/AFP/JOEL
SAGET).
Penggunaan bom rompi oleh para penyerang di Eropa. Menurut para ahli,
menunjukkan adanya keterlibatan seorang ahli bom dan radikalisasi oleh pelaku.
Otoritas berwenang di Perancis mengatakan, perakit menggunakan bahan
aseton peroksida, dilengkapi dengan baterai, detonator, dan pecahan peluru
untuk memaksimalkan jumlah korban. Karena cenderung tidak stabil, bom itu
diyakini tidak dibuat di Suriah.
Maka, meskipun ada dugaan bahwa serangan itu dirancang di Suriah, para
ahli berpendapat, bom itu dibuat di Eropa atau Perancis dan si pembuat masih
berkeliaran di wilayah itu. Namun, para ahli keamanan menduga pembuat bom itu bukan mereka yang
meledakkan diri. "Ahli itu terlalu berharga. Dia tidak pernah berpartisipasi
dalam serangan," kata Alain Chouet, mantan direktur di lembaga intelijen
eksternal Perancis DGSE.
Hal ini semakin menegaskan bahwa pelaku peledakan bom adalah para
rekrutan yang telah diradikalisasi. Serangan ini berbeda dengan model serangan
bom tahun 2005 di London di mana penyerang memilih menggunakan bom yang
diletakkan di dalam ransel.
Teror di jantung kota Paris bukanlah serangan sembarangan. Selain
terencana rapi, sejumlah ahli dan analis keamanan menyatakan teror yang disebut
Presiden Perancis Francois Hollande sebagai pernyataan perang itu adalah model
baru dan perluasan skala serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Negara
Islam di Irak dan Suriah.
Penulis bidang keamanan BBC, Frank Gardner, mengatakan, serangan Jumat
malam yang menewaskan setidaknya 129 orang dan melukai lebih dari 300 orang itu
menunjukkan perluasan dari operasi NIIS yang selama ini memusatkan serangan di
Irak, Suriah, Turki, dan wilayah Timur Tengah.
Tak hanya itu, serangan ini menargetkan pusat-pusat keramaian dengan sasaran
masyarakat sipil, telah menempatkan teror ini sebagai tindakan yang sangat
mengkhawatirkan dan membuat dampak luar biasa.
Imbauan dari pemimpin NIIS agar para pendukung gerakan itu melakukan
serangan di negara masing-masing dan semakin kuatnya penjagaan perbatasan
Turki-Suriah ditengarai membuat operasi di Eropa menjadi penting. Apalagi,
Perancis merupakan salah satu negara yang mendukung Amerika Serikat menggelar
serangan atas posisi NIIS di Irak dan Suriah.
Hal itu makin menguatkan alasan para militan untuk menyerang Paris.
Persoalannya, semua indikasi tersebut menunjukkan, teror itu tidak akan
berhenti. Apalagi, NIIS telah mengancam, Perancis dan pendukungnya akan tetap
berada di urutan teratas daftar target mereka. (AP/AFP/REUTERS/JOS)/KOMPAS
cetak
Baca Selengkapnya :
Bom rompi di Eropa
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/11/15/spesifikasi-bom-rompi-yang-digunakan-pelaku-teror-paris
Penyerangan
kantor Tabloid Charlie Hebdo
Video
bom di paris
https://www.youtube.com/watch?v=e-GoCW5FK84