Popularitas
Kue Keranjang Nyonya Lauw
Oleh: Natasha Adriana (1305001343)
Hmm..
rasanya manis , kenyal, legit , dan wangi daun Pandan . Itulah rasa yang bisa anda dapatkan saat
menyantap kue tradisional warga Tionghoa yang biasanya dihidangkan pada saat
perayaan Imlek. Dua bulan sebelum hari raya Imlek, produksi kue keranjang buatan
Nyonya Lauw meningkat 3 kali lipat karena banyaknya pesanan dari dalam maupun
luar kota.
Popularitas dari kue keranjang buatan Nyonya Lauw sudah
tidak bisa dipungkiri lagi oleh warga keturunan etnis Tionghoa khususnya di
Tangerang. Produksi kue Nyonya Lauw ini sudah berdiri dari tahun 1962, sekarang
sudah diturunkan ke generasi ke 3 . Kue keranjang khas Benteng Tangerang itu
sendiri hanya diproduksi pada saat menjelang perayaan Imlek saja, maka dari itu
kue keranjang disebut juga sebagai kue tahunan . “Kue buatan Nyonya Lauw emang
beda aja dari kue yang lain, soalnya engga cepat busuk terus manisnya pas dan
lebih lembut. Saya uda langganan dari jaman nenek saya” jawab Lilis, salah
seorang pelanggan setia Kue Nyonya Lauw.
Biasanya 2 minggu menjelang Imlek , karyawan yang dipekerjakan oleh
Nyonya Lauw bertambah menjadi kurang lebih 350 orang dibandingkan dengan
hari-hari biasanya yang tidak seberapa banyaknya. Hasil produksi kue Nyonya
Lauw sudah menyebar ke pasar-pasar tradisional, salah satunya di Pasar Lama.
Perjuangan untuk mencari lokasi produksi kue keranjang
Nyonya Lauw bisa dikatakan cukup sulit . “Dari sini lurus aja terus pak , nanti
belok kiri begitu ketemu apotik belok kanan…..” jawab seorang tukang sapu
jalanan saat ditanya letak produksi Ny. Lauw . Jika bukan orang Tangerang asli,
pastinya akan sangat susah untuk menemukan tempat tersebut . Perjalanan menuju
tempat tersebut menyusuri gang” kecil perumahan warga yang jalanannya cukup
sempit, juga berkelok-kelok, dan yang paling uniknya adalah letak produksi
Nyonya Lauw ini tepat di sebelah tukang peti mati . Pabrik produksi kue
keranjang tersebut juga merupakan toko dan sekaligus rumah keluarga Nyonya Lauw
.
Toko yang bernuansa ornamen merah Imlek dan rak berisi
kue-kue tersusun rapih terlihat langsung dari luar bangunan tua itu . Disebelah
toko tersebut langsung tersambung dengan rumah dari keluarga Nyonya Lauw .
Terdengar cukup jelas suara dentuman berirama dari sebuah ruangan terbuka yang
berfondasi tembok semen . Ternyata itu merupakan suara alu menghantam luntam
yang saling bersautan ,sejumlah wanita paruh baya terlihat sibuk menghaluskan
tepung ketan untuk dibuat menjadi kue keranjang. Setiap orang memiliki
pekerjaan masing”, karyawan pria
mengolah adonan sedangkan karyawan wanita menumbuk beras dan mengemas. Membuat
kue ini membutuhkan waktu yang cukup panjang .Proses masaknya pun masih memakai
cara tradisional. Dalam sekali produksi , Nyonya Lauw bisa menghabiskan 2 ton
gula dan tepung. Butuh waktu 12 jam untuk membuat adonan itu menjadi kue ,
setelah matang kue disusun di rak penyusunan
lalu sampai pada tahap akhir yaitu proses pengemasan.
“Kue keranjang mah
emang harus selalu ada di meja makan, kalo gaada kue itu rasanya engga afdol buat ngerayain imlek.” ujar salah
seorang sumber keturunan Tionghoa yang tiap tahunnya merayakan hari raya Imlek.
Sudah wajib hukumnya bagi warga keturunan etnis Tionghoa merayakan hari raya
Imlek dengan suguhan makanan yang lezat dan bermacam-macam . Kue keranjang
inilah salah satu makanan yang wajib harus tersedia saat perayaan tahun baru
Imlek. Dinamakan kue keranjang, karena ternyata dalam proses pembuatannya
dimasukan kedalam “keranjang” bolong kecil
Menurut sejarahnya, menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi
merupakan suatu ungkapan pengharapan agar selalu beruntung dalam pekerjaan
setiap tahun
Asal muasal kata kue keranjang berasal dari Cina dengan nama
Nian Gao, kata Nian( tahun) dan Gao(kue) dan juga
terdengar seperti kata tinggi , oleh sebab itu kue keranjang sering disusun
bertingkat. Semakin ke atas semakin mengecil kue yang disusun itu, yang
memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman
dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran sebuah
keluarga. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna
merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian
menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar