20 September 2015

Popularitas Kue Keranjang Nyonya Lauw

Oleh: Natasha Adriana (1305001343)



Hmm.. rasanya manis , kenyal, legit , dan wangi daun Pandan .  Itulah rasa yang bisa anda dapatkan saat menyantap kue tradisional warga Tionghoa yang biasanya dihidangkan pada saat perayaan Imlek. Dua bulan sebelum hari raya Imlek, produksi kue keranjang buatan Nyonya Lauw meningkat 3 kali lipat karena banyaknya pesanan dari dalam maupun luar kota.

Popularitas dari kue keranjang buatan Nyonya Lauw sudah tidak bisa dipungkiri lagi oleh warga keturunan etnis Tionghoa khususnya di Tangerang. Produksi kue Nyonya Lauw ini sudah berdiri dari tahun 1962, sekarang sudah diturunkan ke generasi ke 3 . Kue keranjang khas Benteng Tangerang itu sendiri hanya diproduksi pada saat menjelang perayaan Imlek saja, maka dari itu kue keranjang disebut juga sebagai kue tahunan . “Kue buatan Nyonya Lauw emang beda aja dari kue yang lain, soalnya engga cepat busuk terus manisnya pas dan lebih lembut. Saya uda langganan dari jaman nenek saya” jawab Lilis, salah seorang pelanggan setia Kue Nyonya Lauw.  Biasanya 2 minggu menjelang Imlek , karyawan yang dipekerjakan oleh Nyonya Lauw bertambah menjadi kurang lebih 350 orang dibandingkan dengan hari-hari biasanya yang tidak seberapa banyaknya. Hasil produksi kue Nyonya Lauw sudah menyebar ke pasar-pasar tradisional, salah satunya di Pasar Lama.
Perjuangan untuk mencari lokasi produksi kue keranjang Nyonya Lauw bisa dikatakan cukup sulit . “Dari sini lurus aja terus pak , nanti belok kiri begitu ketemu apotik belok kanan…..” jawab seorang tukang sapu jalanan saat ditanya letak produksi Ny. Lauw . Jika bukan orang Tangerang asli, pastinya akan sangat susah untuk menemukan tempat tersebut . Perjalanan menuju tempat tersebut menyusuri gang” kecil perumahan warga yang jalanannya cukup sempit, juga berkelok-kelok, dan yang paling uniknya adalah letak produksi Nyonya Lauw ini tepat di sebelah tukang peti mati . Pabrik produksi kue keranjang tersebut juga merupakan toko dan sekaligus rumah keluarga Nyonya Lauw .
Toko yang bernuansa ornamen merah Imlek dan rak berisi kue-kue tersusun rapih terlihat langsung dari luar bangunan tua itu . Disebelah toko tersebut langsung tersambung dengan rumah dari keluarga Nyonya Lauw . Terdengar cukup jelas suara dentuman berirama dari sebuah ruangan terbuka yang berfondasi tembok semen . Ternyata itu merupakan suara alu menghantam luntam yang saling bersautan ,sejumlah wanita paruh baya terlihat sibuk menghaluskan tepung ketan untuk dibuat menjadi kue keranjang. Setiap orang memiliki pekerjaan masing”,  karyawan pria mengolah adonan sedangkan karyawan wanita menumbuk beras dan mengemas. Membuat kue ini membutuhkan waktu yang cukup panjang .Proses masaknya pun masih memakai cara tradisional. Dalam sekali produksi , Nyonya Lauw bisa menghabiskan 2 ton gula dan tepung. Butuh waktu 12 jam untuk membuat adonan itu menjadi kue , setelah matang kue disusun di rak penyusunan  lalu sampai pada tahap akhir yaitu proses pengemasan.
“Kue keranjang mah emang harus selalu ada di meja makan, kalo gaada kue itu rasanya engga afdol buat ngerayain imlek.” ujar salah seorang sumber keturunan Tionghoa yang tiap tahunnya merayakan hari raya Imlek. Sudah wajib hukumnya bagi warga keturunan etnis Tionghoa merayakan hari raya Imlek dengan suguhan makanan yang lezat dan bermacam-macam . Kue keranjang inilah salah satu makanan yang wajib harus tersedia saat perayaan tahun baru Imlek. Dinamakan kue keranjang, karena ternyata dalam proses pembuatannya dimasukan kedalam “keranjang” bolong kecil  Menurut sejarahnya, menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi merupakan suatu ungkapan pengharapan agar selalu beruntung dalam pekerjaan setiap tahun
Asal muasal kata kue keranjang berasal dari Cina dengan nama Nian Gao, kata Nian( tahun) dan Gao(kue) dan juga terdengar seperti kata tinggi , oleh sebab itu kue keranjang sering disusun bertingkat. Semakin ke atas semakin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran sebuah keluarga. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar