21 September 2015

Kemeriahan Tahun Baru Cina

Petasan meneriakkan suaranya, merah dan emas mewarnai penuh makna, kerumunan orang memasuki vihara, angpao memeriahkan suasana, barongsai menarikan tubuhnya. Seperti itulah keadaan saat perayaan Tahun Baru Cina di daerah Teluk Betung, Bandar Lampung.



                  Banyak orang yang belum mengetahui atau salah kaprah tentang arti Imlek. Mereka menyebut Imlek dengan sebutan hari Imlek atau hari raya Imlek, padahal, Imlek merupakan sistem penanggalan yang dipercaya oleh umat Buddha atau kepercayaan etnis Cina. Tahun baru Imlek jatuh bertepatan dengan tanggal 19 Februari 2015 penanggalan masehi. Seseorang yang menyebut tanggal 19 Februari sebagai hari Imlek berarti salah kaprah terhadap pengertian Imlek. Penyebutan dengan lafal seperti itu sama artinya dengan menyebut hari masehi atau hari hijriah.
                  Suherman, pengurus Vihara Thay Hin Bio, mengungkapkan, salah kaprah yang lain dari kebanyakan orang adalah mengucapkan Imlek sebagai hari raya Imlek. Padahal, Imlek sama halnya seperti hijriah ataupun masehi. Persamaan kata tersebut tidak bisa disebut sebagai hari raya umat beragama. "Makanya masih banyak orang yang salah kaprah. Imlek itu bukan hari raya, melainkan sistem penanggalan. Dari penanggalan Imlek baru deh ada macem-macem hari raya seperti cap gomeh, hari raya kue bulan, dan lain-lain," kata Suherman.
             Tahun ini, hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Perayaan Tahun Baru Cina sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh kebanyakan orang yang bertempat tinggal di Bandar Lampung, lebih tepatnya daerah Teluk Betung. Tahun Baru Cina sangat meramaikan daerah Teluk Betung karena daerah itu banyak ditinggali oleh orang-orang yang beretnis Cina. Ditambah lagi dengan adanya ornamen-ornamen yang ramai menghiasi daerah tersebut. Ternyata, ornamen-ornamen tersebut tidak hanya sekedar menghiasi perayaan Tahun Baru Cina, tetapi juga mempunyai makna yang berbeda-beda dari setiap ornamen seperti lentera merah, petasan, koin cina kuno, dan sebagainya.
                 Lentera merah, ini merupakan ornamen yang popular untuk menggambarkan perayaan Imlek. Lentera ini merupakan simbol dari kemakmuran bagi budaya Tionghoa. Kita akan menemukannya banyak digantung di berbagai tempat jika sudah mendekati Tahun Baru Cina. Lalu ada juga petasan. Petasan yang dibuat dengan warna terang dan mengkilap ini biasa digunakan saat perayaan Tahun Baru Cina karena petasan dipercaya sebagai pengusir roh jahat yang akan menghampiri rumah. Petasan ini biasanya akan digantung di pintu masuk dan menghiasi dinding taman. Suara yang ditimbulkan oleh petasan ini juga dapat menambah kemeriahan suasana perayaan Tahun Baru Cina. Selain petasan, ada juga ornamen-ornamen yang sudah kuno, seperti koin cina kuno. Koin Cina kuno ini juga sering digunakan sebagai hiasan di dalam ruangan. Biasanya koin ini didesain dengan tiga koin yang diikat dengan tali merah untuk melambangkan keberuntungan. Selain itu, koin ini juga merupakan simbol dari kekayaan dan kemakmuran.
Ornamen-ornamen tersebut tidak hanya digunakan untuk menghiasi Vihara, melainkan juga untuk menghiasi rumah-rumah orang yang merayakan perayaan tersebut. “Kalo di rumah gua sih ada ornamen-ornamen cina setiap tahun untuk ngehias rumah, tapi memang gak seheboh yang biasanya ada di Vihara-vihara,” jawab Nico saat ditanyai tentang ornamen yang terdapat di rumahnya.
Selain dipenuhi dengan ornamen, Tahun Baru Cina juga diramaikan dengan kehadiran Barongsai. Cukup banyak orang yang mengira bahwa Barongsai adalah seekor naga, tetapi tidak, Barongsai adalah sebuah boneka yang menyerupai singa yang dulu digunakan untuk mengusir para penjahat dan ternyata cara tersebut berhasil. Alhasil, Barongsai menjadi legenda hingga sekarang dan selalu hadir di setiap perayaan Tahun Baru Cina. “Saya sudah bekerja sebagai pemain Barongsai sejak saya umur 15 tahun dan sejak tahun 2013 saya dan teman-teman diajak untuk mengisi acara di Vihara ini,” saut Danang sebagai salah satu pemain Barongsai saat ditemui di Vihara Thay Hin Bio.

Dwipantara Oe
00000001864

Tidak ada komentar:

Posting Komentar