Flashback Malam Tahun Baru Imlek

     Ruang berbentuk segi empat itu dipenuhi asap dan bermandikan cahaya berwarna oranye di setiap sudutnya. Umat Buddha yang berbondong-bondong datang ke Vihara Kwan Tee Koen Karawang di malam sebelum perayaan Imlek, Rabu (18/2), segera membakar hio dan kertas sembahyang berwarna kuning untuk berdoa, memohon berkat berlimpah kepada Sang Pencipta.


      Melepaskan alas kaki di depan pintu, Michelle (19) dan Evelyn (18) segera melangkah memasuki vihara. Mereka menuju rak penyimpanan hio di sebelah kanan vihara. Mengambilnya, kemudian membakarnya. Berjalan menuju altar di sebelah kiri, Michelle dan Evelyn kemudian berlutut, mengangkat hio mereka dan berdoa. "Biasanya sih minta kelimpahan rezeki, doain orang tua, keluarga, sama minta dilancarkan kuliahnya," ucap Michelle. Setelah itu, kakak beradik ini kemudian mengambil kertas sembahyang berwarna kuning, membakarnya dan menuju altar yang berada di depan pintu masuk Vihara.

      Vihara Kwan Tee Koen memang telah mempersiapkan segala perlengkapan dan kebutuhan umat yang akan datang dan berdoa di malam Tahun Baru Imlek. Jamuan makan malam pun di sediakan bagi mereka yang telah selesai berdoa dan ingin sekedar berkumpul dan mengobrol. Tak ketinggalan, hiburan organ tunggal pun di berikan untuk dapat menemani mereka bersantap malam di area Vihara.

      "Sekarang kita sebagai umat Buddha dan para warga Tionghoa sih sangat bersyukur ya, bisa ngerayain Imlek. Kalau dulu kan susah, ga ada booming-boomingnya", ucap Eddy, selaku pengurus vihara. Ya, sekarang warga Tionghoa bisa menikmati kebebasan melangsungkan hari raya, seperti Tahun Baru Imlek, berkat Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur. Tanpa beliau, tidak akan ada semarak perayaan Imlek di tanah air.

      Pada hari raya Imlek, anak-anak biasanya akan mengenakan baju baru, kemudian menyampaikan ucapan selamat atau salam "Kiong Hi", kepada ayah-ibu, kakek-nenek, dan kepada saudara yang lebih tua. Mereka akan mendapatkan angpau yang berisi uang, sebagai lambang berbagi kebahagiaan dari rezeki yang diterima. Salam ini berarti semoga berbahagia, bertambah rezekinya dan panjang umur. Imlek tidak hanya menjadi sebuah tradisi, tapi juga menjadi sarana untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Kerabat-kerabat dekat pun akan saling mengunjungi satu sama lain.

      Walaupun perayaan Tahun Baru Imlek telah lewat, harapan agar tahun ini semua orang bisa berbahagia, mendapatkan rezeki berlimpah, panjang umur dan sehat selalu tetap dipanjatkan oleh setiap kita, serta supaya toleransi akan keberagaman budaya yang ada di tanah air bisa terus ditingkatkan lagi, dan menjadi pemersatu Bangsa Indonesia.

Evi Elvina

00000000402