Kota Tua: Sejarah Batavia yang Tak Boleh Dilewatkan!
Pernah mendengar istilah ‘Jangan sekali-kali melupakan sejarah’? Kalimat ini diucapkan oleh Bung Karno agar anak muda tak pernah melupakan jasa para pahlawan. Ada banyak sekali cara untuk terus menghargai sejarah, salah satunya dengan mengunjungi tempat wisata bersejarah. Nah, bagi Anda yang merupakan warga Jakarta atau wisatawan yang sedang berkunjung ke ibu kota, Kota Tua adalah tempat wisata bersejarah yang wajib Anda datangi. Kenapa Kota Tua?
Oleh: Shelly Meliani (00000001113)
Kota Tua merupakan kawasan penting di masa penjajahan dahulu. Kawasan ini mencakup sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, mulai dari Pelabuhan Sunda Kelapa sampai Museum Bank Indonesia.
Pada masanya, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk yang digunakan untuk kegiatan jual beli dalam perdagangan internasional. Sedangkan kawasan sekitar Museum Bank Indonesia dan Museum Fatahilah adalah salah satu pusat pemerintahan kolonial. Sama seperti kawasan kota lama di beberapa kota di Indonesia bahkan dunia, Kota Tua Jakarta ini dimanfaatkan sebagai tempat wisata bersejarah dengan mengubah fungsi bangunan lama menjadi museum yang menyimpan banyak informasi berharga tentang sejarah kota.
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta adalah sebuah pelabuhan yang dahulu telah menghubungkan Indonesia dengan dunia luar. Pelabuhan ini adalah tempat persinggahan banyak kapal mancanegara yang datang untuk perdagangan.
Pelabuhan historis di Jakarta ini bahkan telah ada jauh sebelum kota Jakarta itu ada. Eksistensi Pelabuhan Sunda Kelapa berjalan dari masa ke masa, mulai dari kerajaan Pajajaran, kedatangan Portugis, kekuasaan Kerajaan Demak, hingga penjajahan Belanda.
Lain dahulu, lain sekarang. Saat ini, pelabuhan ini dijadikan tempat ‘parkir’ kapal nelayan setempat. Tapi bukan berarti hal ini membuat Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi kurang menarik. Waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat wisata ini adalah pada sore hari menjelang senja. Siluet kapal-kapal nelayan berpadu dengan cahaya jingga akan menjadi objek foto yang cantik untuk dikenang. Untukkuliner, di sekitar tempat wisata ini terdapat banyak warung makan yang menyajikan aneka olahan seafood lezat.
Lain dahulu, lain sekarang. Saat ini, pelabuhan ini dijadikan tempat ‘parkir’ kapal nelayan setempat. Tapi bukan berarti hal ini membuat Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi kurang menarik. Waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat wisata ini adalah pada sore hari menjelang senja. Siluet kapal-kapal nelayan berpadu dengan cahaya jingga akan menjadi objek foto yang cantik untuk dikenang. Untukkuliner, di sekitar tempat wisata ini terdapat banyak warung makan yang menyajikan aneka olahan seafood lezat.
Museum Fatahillah
Museum ini juga dikenal dengan nama Museum Batavia atau Museum Sejarah Jakarta. Terdiri dari tiga lantai, museum ini memiliki tak kurang dari 25.000 koleksi benda bersejarah. Sangat cocok dikunjungi bagi Anda yang ingin sekadar melihat furnitur, keramik, meriam, prasasti, dan artefak unik lain yang sudah mengiringi perkembangan kota Jakarta. Untuk bisa masuk ke museum Fatahillah, Anda harus membayar tiket masuk senilai 2.000 Rupiah saja, cukup murah bukan? Apalagi jika dibandingkan dengan biaya yang harus Anda bayar, bila memutuskan untuk berwisata akhir pekan ke luar kota. Museum buka setiap hari Selasa sampai Minggu, antara jam 9 pagi hingga 3 sore. Gedung satu ini tak murni didirikan sebagai ruang pamer berbagai benda-benda bersejarah. Di masa lalu, Museum Fatahillah juga pernah digunakan sebagai balai kota, pengadilan, dan bahkan juga memiliki penjara bawah tanah. Salah satu tempat terpenting di museum ini tidak terletak di dalam, melainkan di lapangan yang ada di luar. Di tempat inilah, para penjajah biasanya mengeksekusi tahanan.
Museum Bank Indonesia
Museum ini dahulu kala adalah rumah sakit Binnen Hospital. Dalam perjalanannya, bangunan ruma sakit dialihfungsikan sebagai sebuah bank yang bernama De Javasche Bank pada tahun 1828. Dalam sejarah perbankan Indonesia, museum ini adalah awal kehadiran Bank Indonesai. Di masa Indonesia baru merdeka, pusat pengendalian ekonomi dan moneter dilakukan di museum ini. Beroperasi sebagai bank sentral di bangunan museum, tahun 1962 kantor Bank Indonesia pindah ke lokasi dan bangunan yang baru.
Percayalah, Anda akan menemukan banyak sekali pengetahuan sejarah di salah satu spot menarik wisata Kota Tua di Jakarta ini. Museum Bank Indonesia terbuka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu, saat hari besar akan tutup. Mulai dibuka sejak pukul 08.00 – 14.30 (Selasa-Kamis), pukul 08.30 – 11.00 (Jum’at), dan pukul 09.00 – 16.00 (Sabtu-Minggu). Tiket masuk Museum Bank Indonesia adalah gratis.
Percayalah, Anda akan menemukan banyak sekali pengetahuan sejarah di salah satu spot menarik wisata Kota Tua di Jakarta ini. Museum Bank Indonesia terbuka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu, saat hari besar akan tutup. Mulai dibuka sejak pukul 08.00 – 14.30 (Selasa-Kamis), pukul 08.30 – 11.00 (Jum’at), dan pukul 09.00 – 16.00 (Sabtu-Minggu). Tiket masuk Museum Bank Indonesia adalah gratis.
Toko Merah
Toko Merah adalah rumah dari Baron Van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal VOC yang juga adalah pendiri Istana Bogor. Bangunan Toko Merah ini sesuai namanya berwarna merah, saat masuk ke dalamnya Anda akan menjumpai betapa terawat dan terjaga keaslian bagian dalam dari bangunan Toko Merah ini. Hanya saja, untuk dapat masuk ke Toko Merah Anda harus mengurus perizinan yang diperlukan sebab Toko Merah adalah salah satu tempat di kawasan wisata Kota Tua yang tidak terbuka untuk publik luas.
sumber: http://anekatempatwisata.com/kota-tua-momen-historis-batavia-yang-tak-boleh-dilewatkan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar