25 Oktober 2015

Pasar Malam dalam Modernitas Zaman



-          Hiburan rakyat di Jakarta hampir  punah. Di era globalisasi ini masyarakat lebih banyak berlomba-lomba mencari ke eksistensian diri tanpa memikirkan sekitarnya, dibalik itu semua, salah satu hiburan rakyat sejak dulu masih setia menjadi hiburan alternative bagi masyarakat di ibu kota, Pasar Malam.

Pasar Malam, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Tempat hiburan rakyat yang menyajikan berbagai macam permainan dan juga aneka dagangan. Semua tersaji dalam kemeriahan, dalam suasana malam yang hingar dan penuh keceriaan. Ada ciri khas berupa permainan-permainan untuk anak-anak dan juga dagangan yang digelar membuat pasar malam menjadi khas dan mudah dikenali.
Sejarah pasar malam di Indonesia memang cukup panjang. Dibawa sejak ratusan tahun lalu oleh para pedagang Cina yang datang ke Indonesia sambil menjajakan keramik atau rempah-rempah. Pasar malam pertama tercatat di Chang’an salah satu kota terbesar di zaman Dinasti Sui di Tiongkok kuno. Di zaman tersebut, penyelenggaraan pasar diatur secara ketat oleh kekaisaran. Hingga pada 965 di zaman Dinasti Song, kekaisaran menghapuskan larangan berdagang setelah tengah malam.

Pasar malam dahulu dengan sekarang tentulah berbeda, perubahan zaman membuat pasar malam mengalami pasang surut, perubahan dalam penyajian juga berbeda ini disesuaikan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Dulu di era 90-an pasar malam identik dengan tampilan karnaval adanya arena bermain seperti komedi putar, bianglala, rumah hantu dan permainan lainnya. Pasar di era tersebut lebih menyajikan hiburan dengan tema permainan modern tetapi dengan konsep ruang yang terbatas.  Anak-anak masa itu sangat senang bila diajak berkunjung ke pasar malam kala itu mengingat sedikitnya mall yang berdiri di Jakarta masih sangat sedikit serta banyaknya tempat atau lahan kosong seperti lapangan terbuka masih banyak untuk dijadikan lokasi tempat pasar malam beraksi. Sedikitnya hiburandan wahana  permainan  dikala itu Pasar malam menjadi primadona atau acara yang ditunggu – tunggu oleh banyak masyarakat ekonomi menengah  maupun ekonomi menengah kebawah mengingat harga karcis masih terbilang murah yaitu mulai dipatok Rp. 250,- sampai dengan Rp.500,- sangat murah bukan. Dengan merogoh harga  tiket masuk yang murah sudah tentu masyarakat antusias untuk mengunjungi acara pasar malam yang dianggap sebagai acara perhelatan yang besar dan meriah.
Di era pasca reformasi sekarang ini dimana perubahan harga dan kebutuhan pokok menjadi suatu momok bagi sebagian kalangan masyarakat ekonomi ke bawah menjadikan sebagian dari mereka kurang memperdulikan kebutuhan hiburan karena mereka lebih memikirkan kebutuhan perut masing-masing. Perhelatan akbar seperti pasar malam semakin kurang diminati seiring dengan pola pandangan masyarakat yang berubah dan juga mulai padatnya penduduk sehingga lahan kosong yang makin sedikit membuat  acara pasar malam yang eksis di era 90-an tersebut semakin terhimpit. Pada tahun 2000 awal saat pemerintah mulai menggerakan pasar murah berbasis kerakyatan membuat masyarakat beralih meniggalkan konsep pasar malam era 90-an yang lebih banyak menyajikan hiburan permainan dan jajanan. Dari awal tahun tersebut hingga sekarang konsep yang berawal dari pasar murah sembako menumbuhkan ide masyarakat untuk berjualan dengan waktu dan tempat yang cukup fleksibel ini dilakukan karena sebagian pedagang di Jakarta belum bisa mengisi dan menebus pembayaran toko pasca kerusuhan tahun 1998. Banyak nya toko dan pasar tradisional yang terbakar membuat para pedagang berhijra ke tempat-tempat yang padat penduduk.
  Pasar malam di Komplek Hankam Kemanggisan Palmerah, merupakan pasar malam yang besar dengan kelengkapan pedagang dan pengunjung yang sangat ramai. Lokasi pasar malam ini memang sangat strategis selain di kelilingi tempat tinggal penduduk yang padat lokasi ini juga sangat luas sehingga mampu menampung berbagai macam pedagang dan juga menyediakan tempat parkir yang cukup luas. Asal muasal lokasi ini dijadikan tempat pasar malam tidak terjadi begitu saja sejak tahun 2000-an. .

Hal ini di iyakan oleh salah satu pengunjung Pasar Malam “kalo saya sich itu dek, cari hiburan mumet dirumah ajak anak-anak aja kesini daripada ke mall ongkos nya mahal belum barang-barang juga mahal, jajanan nya juga mahal disini murah meriah dan lengkap apa aja ada”, ujar ibu Yati, yang menemani anaknya bermain di Pasar Malam.
Kita biasa menyebutnya Pasar Malam atau Pasar Kaget, disebut seperti itu karena diadakan mulai menjelang magrib sampai sekitar jam sembilan malam “bukanya biasanya jam 5 sore tapi kalo saya sich lebih awal karena siap-siap beresin dagangan dan biar dapet tempat yang enak”, jelas Kardi, salah satu pedagang di Pasar Malam Hankam.

Pasar malam di komplek Hankam ini memang cukup memiliki daya tarik tersendiri  selain menyajikan tempat dagangan yang luas, kelangkapan jenis barang yang diperdagangkan, dipasar malam ini juga terdapat tempat makan yang murah sesuai dengan kantong para remaja. Kerlap-kerlip lampu di Pasar Malam ini menjadi tampilan yang menarik tempat ini. Pasar malam ini ramai dikunjungi oleh banyak orang mulai dari orang tua, remaja dan anak-anak. Mereka datang dengan tujuan untuk membeli barang kebutuhan ada juga yang Cuma ingin jalan-jalan menghibur diri sambil menikmati ragam jajanan yang ada. Seperti Roni dan teman-temannya, mereka salah satu remaja yang sering menghadiri pasar malam di Komplek Hankam, mereka beranggapan bahwa pasar malam adalah tempat nongkrong yang sesuai karena aman dan nyaman. “ Pasar Malam disini cocok banget buat anak remaja kaya saya dan teman-teman disini 



Feizal Kemal Santoeso
00000002079

Tidak ada komentar:

Posting Komentar