11 Oktober 2015

50 Tahun Sudah, Perisitwa Berdarah itu Terjadi



Awal bulan ini, 1 Oktober 2015, tepat 50 tahun yang lalu yaitu tanggal 1 Oktober 1965 sebuah peristiwa berdarah yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menjadi sejarah yang kelam bagi bangsa Indonesia. 6 Jendral  dan 1 perwira TNI menjadi korban pembantain mereka yang biasa disebut sebagai G30-S/PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia)yang hendak melakukan kudeta di negeri ini . Ketujuh korban itu adalah Letnan Jenderal Anumerta S. Parman, Kapten Peiere Andreas Tandean,   Letnan Jenderal Anumerta Suprapto, Jenderal TNI Anumerta Yani , Letnan Jenderal Anumerta M.T.Haryono, Mayor Jenderal Anumerta Donald Isac Panjaitan, dan Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo. Ketujuh orang inilah yang tidak setuju dengan niat PKI untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara komunis, kecuali Kapten Pierre Tendean yang merupakan ajudan Jendral Nasution yang merupakan korban salah tangkap.  Satu persatu para Jendral dijemput ke rumah mereka secara paksa, yang menolak atau berusaha melawan mereka siksa bahkan ada yang langsung dihujani peluru di rumahnya sendiri, didepan keluarga mereka. Lalu setelah dijemput secara paksa para Jendral itu pun langsung dibawa ke sebuah desa Lubang Buaya, Pondokgede, Jakarta Timur. Menurut cerita dalam searah, Jendral yang diculik masih dalam keadaan hidup, mereka dianiaya secara biadab oleh PKIsebelum ditembak mati . Lalu setelah pembantaian usai, mayat para jendral dan 1 perwira itu dikubur dan ditumpuk menjadi  satu di dalam sebuah sumur tua di Lubang Buaya. 


Penemuan jenazah ketujuh anggota TNI AD pada 3 Oktober 1965 tersebut tidak lepas dari peran Sukitman, seorang polisi yang pada 1 Oktober 1965 dipaksa dan dibawa ke Lubang Buaya oleh komplotan Gerakan 30 September. Pada saat itu, diketahu Sukitman sedang berpatroli di daerah Iskandarsyah, dekat rumah Jendral D.I Panjaitan, Jendral yang menjadi  salah satu dari 7 korban yang dibunuh PKI .  Lalu Sukitman ditemukan oleh pasukan Resimen Tjakrabirawa dimana ia diperiksa dan diinterogasi. Setelah mempelajari keterangan Sukitman, mereka langsung menuju Lubang Buaya dan menemukan sebuah pondok kecil yang terlihat mencurigakan yang tertutupi daun-daunan. Sampai tengah malam, setelah melakukan penggalian cukup dalam, mulai tecium bau tidak sedap dan setalah digali lagi, akhirnya ditemukan jenzah ketujuh anggota TNI AD. Tanggal 4 Oktober, setelah beberapa hari  jenazah-jenazah itu terkubur, pasukan KKO dipimpin oleh Komandan KIPAM KKO-AL Kapten Winanto, dengan peralatan pernafasan selam, melakukan evakuasi jenazah pahlawan revolusi. Satu persatu pasukan KKO turun ke dalam lubang yang sempit itu. Dan akhirnya ketujuh jenazah berhasil diangkat dari sumur tua sempit itu.
Pada 5 Oktober 19564, saat matahari di atas Kota Jakarta sudah tinggi, ke-7 jenazah itu dimakamkan di TMP Kalibata dengan upacara militer super lengkap. Kini, ketujuh anggota TNI itu kita kenal sebagai Pahlawan Revolusi. 

sumber:  http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html, http://www.jurnal3.com/hasil-otopsi-7-jenazah-pahlawan-revolusi-utuh-semua/

Feizal Kemal Santoeso
00000002079

Tidak ada komentar:

Posting Komentar